Pulau Buru_Dosen UKIM melakukan inovasi di Pulau Buru dengan memanfaatkan komoditas ikan yang jarang dimanfaatkan masyarakat. Ikan tersebut yaitu Ikan Layur atau di Pulau Buru dikenal dengan ikan daun tobu. Penamaan lokal ini dimaksudkan karena ikan ini mirip dengan daun tebu yang tipis. Inovasi terhadap ikan layur di Pulau Buru dilakukan oleh Ns. Vanny Leutualy, M.Kep dan Ns. Fandro A. Tasijawa, M.Kep dengan memanfaatkan hibah dari Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM) UKIM Tahun 2023. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilakukan di UMKM Kai Wait, Pulau Buru.
Kegiatan yang dilakukan dosen UKIM berdasarkan analisis situasi terhadap masyarakat Pulau Buru yang belum memaksimalkan komoditas ikan Layur.
“Ikan daun tobu kalau didapat hanya dijual, lalu masyarakat masak ikan kuah kuning atau goreng. Jumlahnya kalau buang jaring bisa 2 loyang hitam besar” ungkap Bpk Nan Nanlohy selaku nelayan dari UMKM Kai Wait.
Kegiatan PKM dengan topik “Inovasi Cemilan Sehat Ikan Layur (CENTIL) Pulau Buru” terdiri dari beberapa kegiatan yaitu presentasi komoditas ikan layur dan peluang usaha, pelatihan pembuatan cemilan berupa kripik, dan pendampingan pelabelan.
“Kegiatan ini menjadi awal untuk dilakukan inovasi ikan layur di pulau Buru. Karena hasil tangkapan ikan layur di Pulau Buru cukup banyak dengan memberi dampak ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat” ungkap Ns. Vanny Leutualy, M.Kep selaku ketua tim PKM.
“Dampak kesehatan karena ikan layur berdasarkan riset memiliki nilai gizi yang cukup tinggi” pungkasnya. Lebih lanjut ketua UMKM Kai Wait Ibu Septi Wetamsair berujar “Ikan daun tobu (ikan layur) kami dengar sering diekspor, tapi karena tidak tahu pengolahannya untuk menambah variasi usaha. Maka hanya di goreng atau dibuat kuah”.
“Setelah kami mengikuti pelatihan dan pendampingan ini, kami jadi paham bahwa ikan layur ketika diolah seperti ini enak sekali rasanya” ungkap ketua UMKM Kai Wait.
Melalui kegiatan ini juga tim menyerahkan standing pouch, label dan bahan pengolahan ikan layur, serta panduan pengolahan ikan layur menjadi cemilan. “Beberapa alat dan bahan yang tim berikan untuk membantu UMKM dalam mengembangkan usaha mereka” ungkap Ns. Fandro A. Tasijawa.
Kegiatan yang dihadiri oleh 11 peserta yang terdiri dari 1 orang ketua PKK, 2 orang dari pihak desa, 1 orang dari bendahara jemaat, dan 7 orang UMKM Kai Wait mendapat apresiasi yang baik.
“Kegiatan ini benar-benar membuat kami menyadari potensi ikan daun tobu. Karena selama ini orang tertentu saja yang beli untuk digoreng dan buat kuah kuning. Jadi benar-benar enak cemilan dan kami tahu cemilan ini pasti diminati banyak orang” ujar ibu Septi Wetamsair.
“Kami bersyukur dosen UKIM memberi kami pelatihan seperti ini. Kami berharap kegiatan-kegiatan ini terus dilakukan bagi kami di Pulau Buru” tutupnya. (FAT)
Comments